Data Tunggal KUMKM, Kunci Perumusan Kebijakan KUMKM Akuntabel

0

BALI, jurnal-idn.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menekankan pentingnya pendataan lengkap Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PL-KUMKM) sebagai basis perumusan program dan kebijakan yang tepat sasaran, efektif dan akuntabel.

KemenKopUKM mengembangkan Sistem Informasi Data Tunggal Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (SIDT-KUMKM) yang telah dimulai pada 2021. Melalui SIDT-KUMKM ini diharapkan akurasi data sebaran dan karakteristik koperasi dan UMKM nasional dapat termonitor secara berkala sehingga memudahkan stakeholder terkait menyusun program lanjutan yang sesuai kebutuhan.

“Kita ingin ke depan program pengembangan UMKM tepat sasaran menggunakan data atau berbasis data,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemanfaatan Data KUMKM di Bali, Selasa (03/9/2024).

Untuk progres pengembangan SIDT- KUMKM saat ini, menurut lapangan usaha, yaitu sektor perdagangan besar dan eceran sebanyak 7,17 juta UMKM atau 53,53%. Kemudian diikuti oleh sektor/lapangan usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 18,79%, industri pengolahan sebesar 16,08% dan selebihnya 11,59% merupakan lapangan usaha lainnya.

Sedangkan dari sisi sebaran UMKM menunjukkan 73,50% terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia (Pulau Sumatera dan Jawa). Sebanyak 6,19 juta UMKM berlokasi di Pulau Jawa atau 46,20% dan 3,6 juta UMKM berlokasi di Pulau Sumatera atau sebesar 27,30%. Selebihnya berada di Kawasan Timur Indonesia dengan jumlah UMKM terbanyak di Pulau Sulawesi sebanyak 11,66%.

Menteri mendorong agar pemerintah daerah di tingkat provinsi atau kabupaten kota yang membidangi KUMKM terus melakukan update secara berkala terkait kondisi riil KUMKM di wilayah kerjanya. Untuk itu Teten Masduki berharap para pejabat daerah aktif melakukan kunjungan langsung ke lapangan guna mengetahui secara riil kondisi KUMKM.

“Gunakan data yang sudah ada untuk menyusun perencanaan program yang lebih presisi. Lalu Bapak Ibu perlu sering turun ke lapangan untuk mendengarkan, melihat KUMKM mana yang berpotensi untuk di push dan mana UMKM yang bersifat survival,” tegas Teten.

Menteri berpesan agar KUMKM yang memiliki potensi meningkat dapat terus dilakukan pendampingan dan pembinaan secara berkala agar bisa naik kelas. Dengan cara ini maka struktur perekonomian nasional diharapkan dapat berubah karena saat ini sektor UMKM masih didominasi sektor mikro.

“Jadi dengan basis data yang lebih lengkap kita bisa membangun industri berbasis UMKM, terutama yang bisa mengolah sumber daya yang kita miliki misalnya di sektor perkebunan, pertanian, atau perikanan untuk memproduksi produk setengah jadi atau barang jadi yang bisa masuk pasar global,” tukasnya.

Dia juga berharap SIDT-KUMKM dapat diintegrasikan dengan berbagai platform seperti big data SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) hingga Financial Technolgy (fintech) sehingga sistem ini bisa lebih akurat dan akuntabel.

“Untuk Melakukan Koneksi”

“Di era digital seperti saat ini, saya kira banyak big data yang bisa kita koneksikan dengan SIDT-KUMKM. Kita sudah minta para pakar untuk melakukan koneksi misalnya sehingga data bisa terupdate setiap saat dan lebih riil,” ujar Menteri

Diambahkan, SIDT-KUMKM telah dimanfaatkan oleh beberapa Kementerian/Lembaga. Misalnya oleh Kementerian Agama, SIDT-KUMKM digunakan untuk mendorong percepatan penerbitan sertifikat halal bagi UMKM.

Kemudian oleh Kementerian Dalam Negeri, digunakan untuk keperluan pemantauan pertumbuhan calon wirausaha di daerah-daerah. Sedangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan digunakan untuk kepentingan merencanakan pengelolaan limbah B3 bagi UMKM.

“Dengan penggunaan basis data yang akurat kita bisa bersama-sama menyusun program yang presisi sehingga nantinya kita bisa melihat dampaknya (terhadap perekonomian). Jadi jangan terus mengulang-ulang kegiatan tanpa pendataan yang lengkap”.

Menteri memastikan bahwa KemenKopUKM berkomitmen menjadikan SIDT-KUMKM sebagai sumber data utama bagi semua program KUMKM. Dengan sistem ini diharapkan setiap program tepat yang dirancang pemerintah dapat tepat sasaran dan terukur.

“Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendukung dan memanfaatkan dengan optimal SIDT-KUMKM ini,” papar Teten.

Sementara itu Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan di tahun 2024 ini pihaknya akan melanjutkan pendataan lengkap di 4 provinsi dan 61 kabupaten/kota dengan target 4 juta UMKM. Adapun hasil pendataan dari tahun 2022 menunjukkan ada 9.110.983 data usaha di 240 kabupaten/kota di 34 provinsi. Sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 4.311.549 data usaha di 215 kabupaten/kota di 32 provinsi.

Siti Azizah berharap agar pemerintah daerah yang membidangi Koperasi dan UMKM yang mempunyai akun SIDT-KUMKM dapat berperan aktif memperbaharui data secara berkesinambungan. Dia meminta agar terus dilakukan sinkronisasi apabila di masing-masing pemerintah daerah sudah memiliki aplikasi atau sistem data serupa.

“Sampai 29 Agustus 2024 sudah ada 247 user nasional yang memiliki akses ke SIDT-KUMKM. Jadi hasilnya sudah dapat diakses oleh seluruh pihak yang memiliki akun di seluruh Indonesia,” ulas Siti Azizah.

Mulia Ginting – Erwin Tambunan

“Lalu Bapak Ibu perlu sering turun ke lapangan untuk mendengarkan, melihat KUMKM mana yang berpotensi untuk di push dan mana UMKM yang bersifat survival,” tegas Teten. Foto: KemenKopUKM.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-ina.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *