M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior
Jurnal-idn.com – JALAN panjang dan berat, tampaknya harus dilalui Timnas Garuda untuk bisa melangkah ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Partai terakhir melawan Filipphine (11/6/24) akan menjadi pertarungan hidup dan mari.
Tampil, Kamis (6/6/24) sore di stadion Utama GBK, pasukan Shin Tae-yong harus kembali mengakui kekuatan Irak, setelah kalah 0-2. Di leg pertama, (16/11/23) timnas Garuda dibekuk 1-5 di Stadion Internasional Basra, di Basra, Irak selatan.
Dua gol Irak terlahir pada babak kedua melalui tendangan penalti Aymen Hussein pada menit ke-54, serta tendangan Ali Jasim pada menit ke-88. Gol pertama karena ada hands ball di kotak penalti, dan gol kedua karena Ernando Ari tidak cermat hingga bola dapat dicuri Jasim.
Secara keseluruhan, pertarungan berjalan berimbang, meski di akhir laga kita ternyata memang kalah. Ada beberapa peluang yang kita dapatkan, tetapi karena tidak sigap, maka peluang tersebut tidak membuahkan hasil.
Yang paling menonjol di pertengahan babak pertama, Rafael Struick yang diapit dua pemain belakang Irak, gagal menyelesaikan peluang. Padahal di sebelah kanan gawang Ragnar Oratmangoen bebas. Seandainya bola didorong ke kanan, gawang Irak terbuka lebar.
Begitu juga di babak kedua, bola yang disepak Ernando Ari, melewati garis tengah dan jatuh tepat di kaki Oratmangoen, meski dikawal dua pemain Irak, bola sontekannya terlalu lemah hingga dapat ditepis Jalal Hassan, kiper terbaik Irak.
Jangan Saling Tuding
Selepas mengantar Presiden Jokowi, Ketua Umum PSSI, menegaskan: “Masih ada peluang, tapi kita harus mau mengoreksi diri dengan baik,” kata Erick Thohir yang juga Menteri BUMN.
Di samping itu, Eto, sapaan akrab Erick Thohir, semua anggota tim tidak saling menuding. Benar kita kalah, khususnya gol kedua dan tidak dapat membuat gol adalah karena kesalahan kita, tapi tidak perlu untuk saling menyalahkan.
Pernyataan ini sangat penting untuk dicamkan oleh seluruh anggota tim, maklum di saat seperti ini, pasti ada saja pihak-pihak yang justru akan memperkeruh keadaan. Padahal, dalam posisi seperti ini, tim membutuhkan dukungan yang besar agar bisa kembali bangkit.
Lepas dari itu, tim asuhan STY yang lebih dari 60% melakukan pressing, justru terlihat belum sepenuhnya padu. Padahal modal yang kita miliki sudah sangat baik.
Mengapa ini bisa terjadi? Seperti kita ketahui, kebersamaan dalam permainan memiliki peran sangat besar untuk mencapai hasil maksimal. Benar mereka sudah tampil bersama, tetapi volume kebersamaannya menurut catatan saya masih kurang. Dengan begitu, maka banyak hal belum bisa terbangun dengan maksimal.
Jadi, apa yang disampaikan Eto, hendaknya menjadi catatan khusus dan koreksi mendalam agar saat menghadapi Filiphine, kendala-kendala itu tidak terjadi lagi.
Filipphine sendiri, meski terus terbenam di dasar grup F, tetapi tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Selain kita sempat ditahan (21/11/24) di Manila, Filipphine juga sudah menambah kekuatan. Dan yang paling utama mesti diantisipasi, tekad Filipphine untuk menggalkan kita melebihi dari apapun.
Untuk itu, saatnya seluruh kekuatan untuk menyatu agar di laga akhir itu timnas kita benar-benar bisa meraih tiga poin. Ayoooo bangkit dan bersatu.
M.Nigara
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com
Susunan pemain:
Indonesia: Ernando Ari (PG); Rizky Ridho, Jordi Amat, Justin Hubner; Sandy Walsh, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Shayne Pattynama; Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen, Marselino Ferdinan.
Irak: Jalal Hassan (PG); Hussein Haydar Ali, Suad Natiq, Rebin Ghareeb, Ahmed Yahya; Zidane Iqbal, Ibrahim Bayesh, Amir Fouad, Osamah Jabbar, Basyar Resan; Aymen Hussein.