Jurnal-idn.com – SEPERTI biasa saya memilih duduk pada meja paling belakang. Kemarin (29/6/2024) saya diundang untuk menghadiri acara Rakornas Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dihadiri Ketua Umumnya, Andi Amran Sulaiman di satu hotel berbintang dikawasan Sudirman Jakarta. Yang juga dirangkaikan dengan pelantikan Ketua IKA Fakultas Teknik, IKA Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tak berselang lama, bergabung beberapa undangan di meja bundar dengan enam kursi. Tentu saja alumni Unhas. Salah satunya perempuan muda. Berhijab. Dia menghampiri dua wanita paruh baya di sampingnya yang tampak mereka sudah kenal. Begitu juga pria muda di sampingku. Saya jadi orang asing.
Saya tak menyangka perempuan yang duduk satu meja itu adalah Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan. Dalam acara itu, dia hadir dalam kapasitas sebagai Ketua IKA Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas. Itu setelah diperkenalkan oleh Sekjen IKA Unhas Prof.Yusran Jusuf dari atas podium. Padahal, secara protokoler sebagai pejabat dia selayaknya menempati kursi di bagian depan semeja dengan Ketum Amran Sulaiman yang Mentan RI.
Nama perempuan itu: drg.Andi Rachmatika Dewi Yustitia Iqbal. Biasa dipanggil Cicu. Putri dari pasangan Andi Muhammad Iqbal Arief dan Hj Nurhayati Sirajuddin. Tamat SMA 6 Jakarta, dia masuk pendidikan kedokteran gigi di Unhas 2002 dan lulus dengan menyandang gelar dokter gigi (drg).
Dalam acara Rakornas IKA Unhas itu, semua diberikan kesempatan berbicara. Secara bergilir, mulai dari perwakilan Ketua IKA Fakultas maupun IKA provinsi seluruh Indonesia. Yang menarik dan berkesan, sembari menanti gilirannya, saya lihat Cicu kerap menoleh memperhatikan dan menyimak peserta yang sedang bicara. Tidak bermain HP seperti yang lainnya. Dia memiliki attitude di atas rata-rata, begitu kesan pertama saya.
Dalam kesempatan berbicara Cicu penuh semangat. Sama sekali tak menggambarkan dirinya masih letih, meski baru beberapa jam tiba di tanah air dari menunaikan ibadah haji di Mekkah.
Suaranya pelan. Kata-kata yang keluar dari mulutnya terstruktur. Fokus dengan topik yang dibahas, tak ngelantur kemana-mana. Uraiannya simpel dan efekif. Seperti layaknya sedang mendiagnosa keadaan kesehatan pasien. Kemudian dia menyimpulkan dengan terapi “obat mujarab” alias solusi untuk penyembuhannya. Bukti “keampuhan”nya sudah terbukti. Dipercaya rakyat Sulsel tiga periode.
Saya catat setidaknya ada 2-3 kali kalimat “kolaborasi” yang dilontarkannya. Wadah IKA Unhas harus merangkul alumni Unhas lainnya yang berasal dari kalangan generasi milenial. Berikan mereka kesempatan terlibat dan aktif dalam setiap kegiatan organisasi alumni.
Selain itu, memanfatkan platform digital dan membuat aplikasi yang menjadi “jembatan” informasi bagi seluruh alumni. ”Saya lihat medsos IKA Unhas belum digarap maksimal dan update. Saya pengguna aktif medsos,” ujarnya.
Kedepan, Cicu mengusulkan pengurus pusat IKA Unhas sudah harus punya perencanaan matang yang tertuang dalam calender event tahunan. Sehingga tidak ada lagi acara atau kegiatan yang sifatnya mendadak.
Sebagai orang profesional yang merambah ke dunia politik, berdasarkan penelusuran jejak digital dan cerita orang dekatnya, Cicu boleh dibilang memiliki karir moncer. Bahkan debutnya melampaui laju angka usianya. Perempuan kelahiran Makassar 27 Oktober 1983 dan besar di Jakarta ini pernah bikin pecah rekor. Saat berusia 25 tahun dia terpilih sebagai anggota DPRD Kota Makassar, termuda pada 2009. Saat itu dia masih di Golkar sebelum pindah ke Nasdem.
Jatuh Cinta
Saat itu pula Cicu yang masih jomblo ketemu jodohnya sesama anggota dewan. A.Faldy Ferdiansyah dari partai Demokrat. Jatuh cinta. Lalu memutuskan menikah. Telah dikaruniai anak laki-laki, A. Ilham Rifatridzky. Tuhan mengabulkan salah satu doa yang sering dia panjatkan di Baitullah.
Pada Pileg 2024 lalu, Cicu yang juga Ketua Partai Nasdem Kota Makassar “melenggang” untuk periode ketiga kalinya di DPRD Sulsel. Dengan hasil suara terbanyak di Dapil Sulsel-1. Periode pertama, dia sempat mundur ketika maju bertarung di Pilwali Makassar berpasangan Munafri Arifuddin.
Saat Pileg 2024, suara Cicu naik hampir dua kali lipat dibanding Pileg sebelumnya dengan perolehan 46.375. Pun partainya keluar sebagai pemenang dengan 17 kursi. Menggeser dominasi Golkar di Sulsel.
Menurut koleganya di DPRD Sulsel, Cicu salah satu politisi perempuan yang dari berbagai sisi sudah cukup matang. Pernah di DPRD Kota Makassar lalu ‘naik kelas” di DPRD provinsi dengan berbagai berbagai posisi alat kelengkapan dewan hingga Wakil Ketua.
Selain itu, sebagai pimpinan partai politik Nasdem Makassar, lanjut koleganya, Cicu juga terbilang berprestasi. Sudah banyak ditempa pengalaman dan ditunjang pendidikan politik termasuk melalui pelatihan bertajuk “calon pemimpin masa depan” yang digelar Yayasan Satu Nama Yogyakarta.
“Satu alumni saya bersama Cicu. Hanya beda angkatan. Saya tahun 2000, duluan setahun dari Cicu,” kata Ir.Selle KS Dalle, politisi partai Demokrat yang disebut-sebut sebagai calon wakil Bupati Soppeng, Sulsel di Pilkada 2024.
Jika ditakdirkan Cicu terpilih dari Wakil menjadi Ketua DPRD Sulsel awal September 2024, maka dia jadi perempuan kedua memimpin DPRD Sulsel. Dan tercatat juga dua kali “naik kelas”.
Saya belum sempat menyapa dan mengucapkan selamat padanya. Mungkin lain kali. Melalui koleganya itu.
Rusman Madjulekka
Andi Rachmatika Dewi Yustitia Iqbal (tengah) seusai pelantikan Ketua IKA Fakultas Teknik, IKA Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Foto: RM.