TEHERAN, jurnal-idn.com – Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) membantah laporan penyusupan ke dinas intelijen Iran yang diduga memicu pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh. Bantahan itu disampaikan juru bicara Komite Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Ibrahim Rezaei.
Pada Sabtu (3/8/2024), harian Inggris The Telegraph melaporkan bahwa badan intelijen Israel Mossad sebelumnya merekrut beberapa personel IRGC sebagai agennya untuk memasang bahan peledak di wisma tamu Teheran tempat Haniyeh menginap. Pada Minggu (4/8/2024 malam, sidang digelar di Teheran untuk memeriksa kasus pembunuhan Haniyeh.
Sidang tersebut dihadiri oleh wakil kepala badan intelijen Pasukan Quds (unit militer khusus IRGC yang beroperasi di Timur Tengah), wakil menteri informasi (intelijen) untuk isu keamanan, serta sejumlah pejabat senior intelijen lainnya.
Juru bicara Pasukan Quds menekankan bahwa pembunuhan Haniyeh bukan merupakan hasil infiltrasi ke dalam dinas intelijen Iran dan tidak ada perekrutan personel Iran pada insiden itu, kata Rezaei kepada kantor berita IRNA.
Intelijen Mossad Israel
IRGC juga melihat bahwa pengaruh dinas intelijen Mossad Israel sudah menurun, baik di Iran maupun di negara-negara Timur Tengah lainnya, kata anggota parlemen tersebut.
Hamas pada Rabu (31/7/2024) menyatakan pemimpin politiknya Ismail Haniyeh meninggal karena dibunuh di wisma tamu di Teheran, kota tempat dia menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Hamas menuding Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas kematian Haniyeh dan mengatakan bahwa serangan itu tidak akan ditimpali dengan pembalasan.
Namo Fitzgerald
Prosesi pemakaman pemimpin biro politik kelompok perlawanan, Hamas Ismail Haniyeh, di Universitas Teheran, Iran. Foto: Ant.
Artikel ini sudah terbit di govnews-idn.com