MenKopUKM: 4 Kunci Penguatan Pembiayaan Mikro Untuk UMKM

0

BALI, jurnal-idn.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan empat hal upaya penguatan pembiayaan pelaku usaha mikro di High Level Forum on Multi Stakeholders Partnership (HLF – MSP) sesi tematik Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah: Memperkuat Pembiayaan Mikro untuk Pembangunan yang Inklusif dan Berdampak untuk bersama-sama mendorong perluasan akses pembiayaan ke sektor mikro di Bali, Selasa (3/9/2024).

Empat hal yang dimaksud, pertama, mengajak para delegasi memperluas akses pembiayaan bagi sektor mikro. Hal ini diperlukan untuk memastikan perjalanan bisnis dari sektor mikro di Indonesia agar tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.

Teten Masduki menyatakan, perluasan akses pembiayaan tidak hanya sekadar menyediakan modal usaha namun harus disertai dengan pendampingan intensif agar pelaku usaha mikro mampu bertahan di tengah gejolak perekonomian global yang dinamis.

“Semua pemangku kepentingan perlu bekerjasama agar program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) benar-benar menjangkau UMKM di seluruh negeri. Selain KUR kita juga salurkan pembiayaan ultra mikro melalui Permodalan Nasional Madani (PT PNM),” kata Teten.

Kedua, Menteri berharap pemangku kepentingan dapat meningkatkan inovasi pembiayaan di sektor mikro. Sebab sektor UMKM terutama mikro kerap dihadapkan pada tantangan saat ingin mengakses pembiayaan. Tantangan tersebut seperti minimnya agunan sebagai syarat mendapatkan pembiayaan hingga tingginya suku bunga pinjaman.

Beberapa inovasi skema pembiayaan yang murah dan mudah bagi sektor mikro yang diusulkan KemenKopUKM adalah penyaluran kredit dengan basis kredit skoring tanpa agunan. Selain itu juga kolaborasi dengan platform peer-to-peer lending atau securities crowd funding.

Dalam upaya memperkuat inovasi pembiayaan bagi UMKM, KemenKopUKM telah memfasilitasi pembiayaan sektor produktif melalui koperasi yang disalurkan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). Inisiatif ini terbukti efektif mendongkrak kinerja UMKM yang diwadahi oleh koperasi.

Lembaga Keuangan

Ketiga, dia juga meminta agar sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan dan komunitas lokal dapat terus diperkuat demi mendorong sektor UMKM tumbuh dan memiliki daya saing yang tinggi. Penguatan kerjasama antar pemangku kepentingan ini menjadi salah satu kunci utama mendorong sektor usaha mikro naik kelas.

“Sinergi ini memastikan inisiatif pembiayaan mikro berdampak dan berkelanjutan, dengan peran aktif pemerintah daerah menyeleraskan program pembiayaan dengan kebutuhan lokal,” ucap MenKopUKM.

Terakhir, Menteri berpesan agar proses evaluasi dan monitoring terhadap seluruh program dan kebijakan terkait pembiayaan pada sektor mikro ini dapat dilakukan secara berkala. Hal ini diperlukan untuk memastikan program itu tepat sasaran dan sesuai dengan target yang ditetapkan.

“Dengan pemantauan yang efektif, dapat segera diidentifikasi tantangan dan disesuaikan strategi yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Menteri.

Dengan berbagai strategi yang disampaikan tersebut, Teten berharap agar rasio pembiayaan oleh lembaga keuangan dapat meningkat menjadi minimal 30% di tahun 2024. Untuk mencapai target itu KemenKopUKM juga sedang mempersiapkan implementasi ASEAN Micro and Small Enterprises Financing Institution (AMSEF) dalam rangka meningkatkan akses keuangan bagi UMKM, terutama di sektor mikro.

Sebagai penutup, dia mengapresiasi penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi ini sebagai wadah penting untuk memperkuat kerjasama global dan kemitraan transformatif.

Mulia Ginting – Erwin Tambunan

“Selain KUR kita juga salurkan pembiayaan ultra mikro melalui Permodalan Nasional Madani (PT PNM),” kata Teten. Foto: KemenKopUKM.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-ina.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *