JAKARTA, jurnal-idn.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan, banyak negara sudah mulai menciptakan entrepreneur baru dari kalangan terdidik, maka kini saatnya Indonesia menerapkan strategi tersebut untuk meningkatkan rasio wirausaha di tanah air.
“Berbagai negara sudah menyiapkan banyak entrepreneur berbasis riset. Ibaratnya kita bisa menyiapkan telur atau bibit yang baik, kita erami, lalu kita tetaskan menjadi wirausaha yang kuat dan mampu berkompetisi,” kata MenKopUKM saat menyampaikan pidato kunci pada Dies Natalis ke-11 Universitas Agung Podomoro di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Bagi MenKopUKM, mahasiswa sebagai kalangan berpendidikan tinggi, harus menjadi target untuk mencetak entrepreneur. Karena, di tengah persaingan global, entrepreneur yang siap bertarung dan berkompetisi harus benar-benar disiapkan.
“Oleh karena itu, kami memilih program kewirausahaan dengan masuk ke kampus-kampus. Ada juga kampus yang menyiapkan inkubator bisnis untuk menyiapkan wirausaha yang siap berkompetisi di pasar global,” ucap Teten Masduki.
Menteri merujuk pada survei yang menyebutkan mayoritas anak-anak muda masa kini berkeinginan menjadi seorang pebisnis, bukan lagi menjadi pegawai atau karyawan. Karena, dengan angka tingkat pengangguran yang tinggi, MenKopUKM mengajak perguruan tinggi untuk mencetak lulusannya menjadi wirausaha yang bisa membuka lapangan pekerjaan.
“Saya berharap ke depan banyak kampus yang mampu menciptakan para wirausaha muda yang tangguh dan hebat,” tegas MenKopUKM.
Teten mengapresiasi Universitas Agung Podomoro dengan visi menyelenggarakan pendidikan berbasis kewirausahaan, berbudaya Indonesia dan berkualitas internasional, seiring program pemerintah memperkuat ekosistem kewirausahaan nasional terutama melalui pilar pendidikan.
Menurut MenKopUKM, mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi wirausaha unggul. Dengan pengetahuan dan wawasan yang diperoleh selama kuliah, serta kemampuan memanfaatkan riset dan teknologi, mereka dapat diarahkan menjadi wirausaha yang inovatif dan berdaya saing tinggi. “Sebagai agen perubahan, mahasiswa berperan penting mendorong kemajuan ekonomi bangsa serta mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” urai MenKopUKM.
Mendukung pengembangan ekosistem kewirausahaan untuk go global, serta memperkuat startup dan wirausaha dalam pemanfaatan teknologi khususnya pada sektor agribisnis. Pada akhir Juni 2024, KemenKopUKM telah mengajak beberapa wirausaha dan CEO/founder startup muda bidang agribisnis serta pimpinan inkubator dari berbagai perguruan tinggi untuk belajar langsung tentang pemanfaatan teknologi dan pengelolaan terbaik usaha sektor pertanian dan peternakan di Queensland University of Technology (QUT) Australia.
“Beberapa waktu yang lalu, kami juga telah membangun kerjasama dengan PUM Netherlands Senior Experts di Belanda untuk memberikan pendampingan bagi startup dan wirausaha di Indonesia,” ujar Menteri Teten.
Selain itu juga kerjasama dengan DBS di Singapura untuk memperluas akses pembiayaan bagi startup dan wirausaha. “Pada September 2024, kami juga akan mengajak wirausaha di bidang fesyen atau fashionpreneur untuk turut di Pameran Dagang Fashion Business to Business COTERIE di New York,” ulas Menteri Teten.
Dengan berbagai program kewirausahaan go global tersebut, diharapkan akan tumbuh startup dan wirausaha yang berdaya saing dan mampu menembus pasar ekspor.
Anugerah Kewirausahaan
Universitas Agung Podomoro memberikan Anugerah Kewirausahaan Indonesia kategori Tokoh Kewirausahaan kepada MenKopUKM Teten Masduki. Pihak universitas menilai, MenKopUKM memiliki komitmen besar memajukan kewirausahaan di Indonesia dengan visi yang jelas dan langkah konkret mengawal amanah Presiden RI melalui Perpres tentang pengembangan kewirausahaan nasional untuk mencetak 1 juta wirausaha.
Bahkan, dengan tagar “Wirausaha Hebat, Indonesia Kuat”, MenKopUKM menginisiasi program Entrepreneur Hub yang mempercepat pertumbuhan kewirausahaan berkelanjutan, termasuk memperkuat ekosistem kewirausahaan yang sehat di berbagai daerah.
Tidak hanya itu, Menteri juga dinilai telah mendorong transformasi digital UMKM dengan menargetkan 30 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Ini dirancang untuk memperkuat dan membuka pasar yang lebih luas, hingga meningkatkan efisiensi operasional UMKM.
Selain itu, MenKopUKM juga dianggap berperan menumbuhkan wirausaha perempuan dengan inklusi bisnis yang lebih luas, hingga mempermudah akses permodalan bagi koperasi dan pelaku UMKM.
Sementara itu, Rektor Universitas Agung Podomoro Bacelius Ruru menegaskan bahwa selama 11 tahun ini pihaknya terus konsisten melahirkan para lulusan sarjana berjiwa wirausaha, berbudaya Indonesia dan berkualitas internasional.
“Lulusan Universitas Agung Podomoro banyak yang mampu memiliki perusahaan sendiri, meneruskan perusahaan keluarga, hingga menjadi profesional entrepreneur di perusahaan-perusahaan bonafid di dalam dan luar negeri,” papar Ruru.
Dengan program pendidikan berbasis kewirausahaan, Ruru optimistis akan mampu mencetak lebih banyak lagi lulusan berjiwa pemimpin dan inovator di masa depan. “Untuk itu, kami terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, di dalam dan luar negeri”.
Sejak awal berdiri, Agung Podomoro University telah melahirkan delapan program studi yang berbasis kewirausahaan. Yaitu, program studi Kewirausahaan, Bisnis Perhotelan, Arsitektur, Desain Produk, Akuntansi, Hukum Bisnis, Manajemen dan Rekayasa Konstruksi serta Perencanaan Wilayah dan Kota.
“Setiap program studi berfokus membentuk semangat dan pola pikir kewirausahaan pada lulusannya yang sudah dimulai sejak awal proses perkuliahan di Podomoro University,” ungkap Ruru.
Mulia Ginting – Erwin Tambunan
“Oleh karena itu, kami memilih program kewirausahaan dengan masuk ke kampus-kampus,” ujar Teten Masduki. Foto: KemenKopUKM.