Menparekraf: Kolaborasi Pentahelix Perkuat Indonesia Sebagai Modest Fesyen Dunia

0

JAKARTA, jurnal-idn.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut salah satu upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai modest fesyen dunia dan berkualitas serta mampu beradaptasi dengan dunia mode internasional melalui kolaborasi dengan unsur pentahelix.

“Karenanya potensi fesyen Muslim harus kita kembangkan bersama-sama, bukan hanya untuk pasar lokal tapi juga pasar internasional,” ujar Sandiaga, pada Rabu (28/8/2024).

Menparekraf Sandiaga mengemukakan itu saat menjadi narasumber pada sesi Penta Talk Inkubasi Fesyen Modest Tahap II Road to JMFW (Jakarta Muslim Fashion Week) 2025 di Jakarta Fashion Hub. Dikatakan, komunitas Muslim Indonesia sudah sangat banyak dan beragam.

Dan subsektor fesyen menjadi penyumbang ekspor ekonomi kreatif Indonesia terbesar. Tercatat dari total USD28 miliar, 60% disumbangkan oleh industri fesyen.

Kemenparekraf mengembangkan berbagai program untuk mendorong pertumbuhan industri fesyen tanah air. Mulai dari pengembangan kreasi melalui berbagai inkubasi dan pendampingan, baik dalam penciptaan produk unggulan maupun peningkatan kualitas SDM.

Kemudian program pembiayaan dan permodalan untuk menjembatani para pelaku ekraf subsektor fesyen dengan para pemilik modal mendukung usahanya. Selain itu, memfasilitasi para pelaku ekraf subsektor fesyen untuk ikut serta dalam pameran fesyen dalam maupun luar negeri.

Dan tidak kalah penting adalah Kemenparekraf mengembangkan program pendampingan bagi para pelaku ekraf untuk memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai perlindungan atas produk yang dihasilkan.

“HKI sangat penting untuk kita dalam subsektor fesyen agar saat tampil di pasar internasional semakin percaya diri karena yang kita tahu bahwa produk kita telah dilindungi dan sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022 yang memberikan kemudahan bagi pelaku usaha kreatif untuk menjaminkan hak kekayaan intelektualnya sebagai objek pembiayaan,” ulas Sandiaga.

“Mudah-mudahan nanti ke depan kolaborasi antar pentahelix dapat lebih diperkuat sehingga bisa meningkatkan impact kepada para pelaku UMKM dalam rangka menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja. Targetnya Indonesia Emas 2045,” ucap Sandiaga.

Pentingnya Kolaborasi

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Mardyana Listyowati menambahkan untuk menjadikan Indonesia sebagai modest fesyen dunia kuncinya ada tiga, yakni kolaborasi, networking dan inovasi.

“Sampai dengan saat ini Kementerian Perdagangan punya perwakilan perdagangan di luar negeri yang juga membantu memasarkan produk-produk kita di luar negeri,” urai Mardyana.

Menurut dia, kolaborasi dengan para perwakilan luar negeri telah terjalin di lebih di 46 titik, sehingga pihaknya mendapatkan informasi yang diperlukan. Contohnya mengenai bagaimana selera pasar, siapa pesaing dan sebagainya. “Karena di dalam negeri juga tidak bisa tinggal diam, perlu ada inovasi,” tegas Mardyana.

Sementara CEO Scarf Media, Temi Sumarlin, berpandangan apabila Indonesia ingin mewujudkan cita-citanya sebagai pusat modest fesyen dunia maka perlu melakukan branding yang tepat dan menentukan signature yang akan ditonjolkan dan menjadi ciri khas dari modest fesyen Indonesia sehingga dapat diakui oleh dunia.

“Menurut State of Global Islamic Economic Report apabila suatu negara ingin menjadi pusat dunia maka harus punya signature, harus punya sesuatu yang ditonjolkan. Mungkin yang bisa kita branding adalah yang luxurious atau premium. Sehingga ketika kita mau apple to apple dengan negara pusat fesyen dunia,misalnya Prancis, sementara modest fesyen Muslim dunia ya Indonesia,” terang Temi.

Direktur Asia Pacific Rayon, Basri Kamba, sebagai salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang tekstil mengungkapkan bahwa kehadiran Asia Psific Rayon yang baru memasuki tahun keenam terbukti dapat menurunkan ketergantungan impor akan kebutuhan rayon sebesar 70% menurut data BPS.

“Konsumsi dalam negeri meningkat. Artinya Indonesia memiliki potensi dan peluang yang sangat luas. Karena itu memang harus memperkuat kerjaama dengan stakeholder lainnya,” papar Basri.

Founder Islamic Fashion Institute, Irna Mutiara, mengatakan, salah satu hal utama menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah atau pusat modest fesyen dunia adalah dengan memperbanyak fasilitas pendidikan industri fesyen.

“Salah satu contoh bagaimana wastra Indonesia yang biasanya kelihatan tradisional tapi bisa juga dibuat lebih modern. Itu adalah peran dari ilmu atau wawasan, supaya kita bisa mengembangkan produk yang tadinya mungkin lama menjadi satu produk yang baru,” tukas Irna.

Inkubasi Fesyen Modest Tahap II merupakan tahap akhir dari rangkaian Inkubasi Fesyen Modest Road to JMFW 2025 setelah sebelumnya dilaksanakan seminar dan kurasi di 4 kota, yaitu Pekanbaru, Makassar, Solo dan Bogor. Rangkaian kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Jakarta Fashion Hub dengan Asia Pacific Rayon serta didukung Kemenparekraf dan Kemendag.

Sebanyan 35 jenama fesyen dan aksesoris terpilih dari seminar dan kurasi tersebut. Peserta kemudian mendapatkan bimbingan inkubasi tahap I yang dilaksanakan pada Juli di Kota Bandung. Hadir mendampingi Menparekraf sekaligus menjadi moderator dalam sesi Penta Talk, Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf/Baparekraf, Yuke Sri Rahayu.

Namo Fitzgerald

Menparekraf Sandiaga Uno memperkenalkan industri fesyen Indonesia di Penta Talk Inkubasi Fesyen Modest Tahap II Road to JMFW 2025 di Jakarta Fashion Hub, Rabu (28/8/2024). Foto: Humas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *