Olah Penampungan Sampah Jadi Smart Farming, Kelompok Wanita Tani Binaan PLN Hasilkan Ratusan Juta

JAKARTA, jurnal-idn.com -Kelompok Wanita Tani (KWT) D’Shafa binaan PT PLN (Persero) mampu mendapatkan omzet dua kali lipat setelah mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif melalui agroeduwisata Edufarm Malakasari. Dengan metode smart farming, omzet kelompok petani yang berlokasi di Jakarta Timur ini meningkat dari sebelumnya rata-rata sebesar Rp80 juta menjadi Rp125 juta setiap bulannya.

Edufarm Malakasari merupakan program smart farming dengan pengolahan pertanian kota atau urban farming dari hulu ke hilir mulai dari penanaman di green house menggunakan teknologi Internet of Things (IoT), pengolahan pascapanen menjadi makanan siap santap, sampai pemasaran daring maupun luring.

Ketua KWT D’Shafa Haryati menyampaikan, hasil panen Edufarm Malakasari naik 60% dari sebelumnya 50 kilogram (kg) menjadi 80 kg setelah menggunakan smart farming di green house.

“Pakai smart farming ini alhamdulillah kemarin pas musim panas, lokasi lain ada yang panennya tidak maksimal bahkan gagal panen, tapi di Edufarm Malakasari ini malah panennya bisa berkali lipat,” kata Haryati, sebagaimana tertera pada keterangan tertulis PLN UID Jakarta Raya, Minggu (17/12/2023).

Kenaikan ini dipengaruhi oleh nutrisi, kelembapan dan pengairan yang baik serta lebih terlindung terhadap hama. Haryati menambahkan, KWT D’Shafa sebelumnya hanya mengolah urban farming dengan hidroponik sistem manual di lahan terbatas. Namun saat ini, 13 anggota KWT D’Shafa mampu mengolah lahan penampungan sampah dengan metode smart farming memanfaatkan IoT untuk mengatur kelembapan, suhu, pemupukan dan pengaturan nutrisi.

“Program ini berhasil memberdayakan anggota kelompok KWT D’Shafa maupun masyarakat sekitar yang sebelumnya tidak bekerja, kini mendapat penghasilan tambahan,” ujar Haryati.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan komitmen PLN mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional para petani di Indonesia melalui program electrifying agriculture (EA). Melalui program ini, PLN berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan.

“Kami berharap kualitas dan kuantitas produktivitas para petani kita dapat meningkat, maju dan modern, termasuk untuk petani Malakasari ini. Listrik untuk penyiraman serta menunjang smart farming,” urai Darmawan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya Lasiran mengatakan, PLN siap mendukung metode smart farming sebagai inovasi di sektor pertanian. Menurutnya, metode ini salah satu inovasi yang bisa digunakan oleh petani di perkotaan.

“Pertanian di perkotaan pastinya membutuhkan inovasi tinggi karena lahannya terbatas, termasuk smart farming di Makalasari ini hasilnya luar biasa,” tutur Lasiran.

Lebih lanjut, Lasiran mengatakan akan siap mendukung penuh smart farming dengan keandalan listrik agar hasil panen dan perkembangan produksi maksimal. Saat ini pasokan listrik di Jakarta memilik cadangan 36% di mana masyarakat bisa memanfaatkannya untuk berbagai aspek seperti pertanian, bisnis, industri, rumah tangga, maupun kendaraan listrik.

“Kami di PLN mendukung electrifying agriculture di mana listrik mendukung dunia pertanian seperti di Malakasari ini listrik untuk penyiraman serta menunjang smart farming,” jelas Lasiran.

Anto

Hasil panen di Edufarm Malakasari tidak hanya berupa sayuran segar, tetapi juga menjadi berbagai olahan pasca panen, seperti keripik sayur dan minuman segar. Foto: NM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *