SUBANG, jurnal-idn.com – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif R Hakim mengatakan Rumah Kemasan yang segera diinstal dan dioperasikan di PLUT-KUMKM Subang diharapkan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan omzet pelaku UMKM sehingga usahanya semakin maju dan berkembang.
“Selain itu, rumah kemasan agar disosialisasikan supaya bisa digunakan bersama dan dirawat agar bisa dipakai sesuai masa operasionalnya,” kata SesKemenKopUKM Jum’at (3/11/2023) usai meninjau Rumah Kemasan di Gedung PLUT-KUMKM Kabupaten Subang, Jawa Barat sekaligus berdialog dengan pelaku UMKM di wilayah itu.
Turut mendampingi, Asdep Jaringan dan Rantai Pasok KemenKopUKM Sutarmo, Inspektur KemenKopUKM Heru Berdikaryanto, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Subang Sumitro dan perwakilan Dinas KemenKopUKM Jabar, Saiful Anwar.
SesKemenKopUKM menjelaskan, Rumah Kemasan merupakan fasilitas dan pelayanan yang diberikan melalui PLUT-KUMKM berupa pelatihan, pendampingn dan fasilitasi terkait kemasan produk. Selain tempat dan lokasi yang nyaman, harga layanan yang ditetapkan juga tidak mahal, karena ini akan dikelola Badan Layanan Umum (BLU) agar bisa melayani dan memfasilitasi pelaku UMKM secara berkesinambungan.
Maka dari itu harga atau jasa yang ditetapkan Rumah Kemasan harus bisa dijangkau oleh pelaku UMKM. Tujuannya agar operasional Rumah Kemasan ini bisa mencapai break event point (BEP) dan tetap bisa terus melayani pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas desain dan kemasan produknya.
Ke depan, kata Arif, Rumah Kemasan harus bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan UMKM. Misalnya pelayanan membuat kemasan produk kaleng atau minuman botol dan paling tidak saat ini sudah bisa memproduksi kemasan sesuai kebutuhan pelaku UMKM.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Subang yang bersama-sama dengan KemenKopUKM terus berupaya meningkatkan kualitas produk UMKM khususnya di Subang,” ujar SesKemenKopUKM.
Sandi, salah satu Konsultan Pendamping PLUT KUMKM Subang, mengatakan sejumlah materi yang diajarkan di Rumah Kemasan ini antara lain materi standar pelabelan, mengenal alat pengemasan sederhana, membuat kemasan dari produk sederhana, mengenal ongkos produksi kemasan misalnya stiker, sampai standing pouch.
“Kami sudah melakukan tes market ke Johor Bahru, Malaysia, dimana beberapa produk UMKM Subang yang sudah menggunakan kemasan baru bisa diterima di sana, misalnya kripik pisang atau banana chips, atau rengginang yang dikemas menjadi rice cracker,” ucapnya.
Omzet Naik
Sementara itu, beberapa pelaku UMKM di Subang mengakui, omzet dan harga jual produk UMKM mereka naik cukup tinggi, setelah kemasan produk disempurnakan dengan kemasan baru.
Juhaeti yang memproduksi Kripik Terong, misalnya, sudah bisa membiayai sekolah anak dan mencukupi kebutuhan sehari-hari berkat produknya.
“Dulu dengan kemasan seadanya, saya jual kripik terong 1/4 kilogram harga jualnya cuma Rp12.000. Kini dengan kemasan baru, saya bisa jual dengan jumlah bahan baku yang sama, bisa jadi tiga bungkus harganya totalnya jadi Rp36.000u,” jelas ibu yang akrab dipanggil Jupe itu.
Sedangkan Elisa yang memproduksi beras hitam, kini mampu menjual produknya seharga Rp40.000 per bungkus dibandingkan Rp12.000 saat kemasannya masih sederhana. “Sekarang saya malah bingung kalau ada pesanan dalam jumlah banyak, sementara kapasitas produksi beras hitam saya masih terbatas,” tutur Elisa.
Mulia Ginting – Erwin Tambunan
SesKemenKopUKM Arif R Hakim memperhatikan kemasan produk yang dihasilkan UMKM melalui operasional PLUT-UMKM setempat. Foto: KemenKopUKM.